HYGIENE:
USAHA KESEHATAN PREVENTIF ATAU PENYEGAHAN PENYAKIT YANG MENITIK BERATKAN KEGIATANNYA BAIK PADA USAHA KESEHATAN PERORANGAN MAUPUN KEPADA USAHA KESEHATAN LINGKUNGAN FISIK DIMANA ORANG BERADA.( Drs. Soebagio Reksosoebroto,1990)
SANITATION:
THE CONTROL OF ALL THOSE FACTORS IN MAN’S PHYSICAL ENVIROMENT WHICH EXERCISE OR MAY EXERCISE A DELETERIOUS EFFECT ON HIS PHYSICAL DEVELOPMENT, HEALTH, SURVIVAL.(W.H.O., 1965).
KESEHATAN-SEHAT:
ADALAH SUATU KEADAAN KESEMPURNAAN FISIK, MENTAL DAN SOSIAL YANG TIDAK HANYA BEBAS DARI PENYAKIT ATAU KELEMAHAN. (WHO)
ADALAH KEADAAN SEJAHTERA BADAN, JIWA DAN SOSIAL YANG MEMUNGKINKAN SETIAP ORANG HIDUP PRODUKTIF SECARA SOSIAL DAN EKONOMI.
Environment:
All that which is external to the human host. Can be divided into physical, biological, social, cultural, etc., any or all of which can influence health status of populations
(J. Last, Dictionary of Epidemiology)
LINGKUNGAN:
1. Lingkungan makro
2. Lingkungan meso
3. Lingkungan mikro
Lingkungan (Media):
1. ATMOSFER
2. HIDROSFER
3. LITHOSFER
4. BIOSFER
5. SOSIOSFER
KESEHATAN LINGKUNGAN:Adalah ILMU & SENI dalam mencapai KESEIMBANGAN KESELARASAN KESERASIAN lingkungan hidup melalui upaya PENGEMBANGAN BUDAYA PERILAKU SEHAT dan PENGELOLAAN LINGKUNGAN sehingga dicapai kondisi yang BERSIH, AMAN, NYAMAN, SEHAT dan SEJAHTERA terhindar dari gangguan PENYAKIT, PENCEMARAN dan KECELAKAAN, sesuai dengan HARKAT dan MARTABAT manusia
Bogor. ( SS.210894 )
KESEHATAN LINGKUNGAN :KESEIMBANGAN EKOLOGIS YANG HARUS ADA ANTARA MANUSIA DAN LINGKUNGANNYA AGAR DAPAT MENJAMIN KEADAAN SEHAT DARI MANUSIA SECARA UTUH TIDAK HANYA KESEHATAN SECARA FISIK TETAPI JUGA KESEHATAN MENTAL DAN SOSIAL DENGAN LINGKUNGANNYA (WHO)
ENVIRONMENTAL HEALTH IS THAT ASPECT OF PUBLIC HEALTH THAT IS CONCERNED WITH THOSE FROM OF LIVE, SUBSTANCES, FORCES AND CONDITIONER IN THE SURROUNDINGS OF MAN WAY EXERT AN INFLUENCE OF HUMAN HEALTH WELL BEING (W.PURDOM)
Ruang lingkup perhatian ilmu kesehatan lingkungan :
-Penyediaan air, khususnya yang menyangkut persediaan jumlah serta mutu dari air tersebut.
-Pengelolaan air bekas dan pengelolaan pencemaran terhadap air, termasuk masalah -pengumpulan, pembersihan dan pembuangan air bekas dari rumah tangga dan sampah lain yang dibawa air, serta kontrol terhadap kwalitas air permukaan dan air tanah.
-Pengelolaan sampah padat.
-Kontrol vektor, termasuk anthropoda, binatang mengerat
-Pencegahan dan pengontrolan pencemaran tanah oleh kotoran manusia atau substansi lain yang berpengaruh buruk terhadap kehidupan manusia hewan dan tumbuhan.
-Sanitasi makanan dan susu.
-Pengotoran udara.
-Kontrol terhadap radiasi.
-Kesehatan kerja terutama pengaruh buruk dari faktor fisik, kimia dan biologis.
-Kontrol terhadap kebisingan.
-Perumahan dan lingkungan sekitar terutama aspek kesehatan masyarakat pada tempat -pemukiman umum ataupun gedung-gedung.
-Perencanaan kota dan regional.
-Pencegahan terhadap kecelakaan.
-Aspek kesehatan lingkungan dari udara laut dan transportasi.
-Tempat rekreasi dan tourisme, aspek kesehatan lingkungan dari pantai, kolam renang tempat berkemah dan lain sebagainya.
-Tindakan sanitasi yang dihubungkan dengan epidemi. keadaan darurat (seperti banjir dan sebagainya) serta imigrasi penduduk.
-Tindakan pencegahan lain yang dibutuhkan untuk meyakinkan bahwa lingkungan telah bebas dari bahaya yang dapat mengancam kesehatan.
Ruang lingkup kesehatan lingkungan (WHO)
-Masalah air .
-Masalah barang/benda sisa/bekas seperti air limbah, sampah, tinja.
-Masalah makanan dan minuman.
-Masalah perumahan dan bangunan.
-Masalah pencemaran terhadap udara, tanah dan air.
-Masalah pengawasan arthropoda dan rodentia.
-Masalah kesehatan kerja.
PRINSIP-2 PENGENDALIAN PENYAKIT GANGGUAN KESEHATAN
1. PENGOBATAN MEDIS-> KURATIF &REHAB
2. IMUNISASI
3. PENINGKATAN VITALITAS FISIK
4. PENGENDALIAN LINGKUNGAN
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
1. ISOLASI -> PEMISAHAN DNG JARAK TTT
2. SUBSTITUSI-> MENGGANTI BAHAN
3. SHEILDING-> PELINDUNG
4. TREATMENT-> PERAWATAN/PENGOLAHAN
5. PENCEGAHAN
TREATMENT:
1. DESTRUKSI-> BINASAKAN KESELURUHAN SUMB.BIOLOGIS.
2. KONVERSI -> GANTI B3-> <<< BAHAYA
3. REMOVAL-> MEMBERSIHKAN DARI KOTORAN.
4. INHIBISI-> MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI
5. PENCEGAHAN-> MENCEGAH TERJADINYA PENYAKIT.
MASALAH2 KES.LING DAN DAMPAKNYA THD KESMAS(WHO)
1. RATUSAN JUTA ORANG MENDERITA PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN AKIBAT POLUSI UDARA DI DALAM DAN LUAR RUMAH
2. RATUSAN JUTA ORANG TERPAJAN PADA GANGGUAN FISIK MAUPUN KIMIAWI DI TEMPAT KERJA ATAU LINGKUNGAN (TERMASUK 0,5 JUTA MENINGGAL AKIBAT KECELAKAAN LALIN)
3. 4 JUTA ANAK DAN BAYI MATI /TAHUN AKIBAT PENYAKIT DIARE, PD UMUMNYA PENCEMARAN MAKANAN MINUMAN DAN AIR MINUM.
4. RATUSAN JUTA ORANG MENDERITA AKIBAT INFESTASI PARASIT YANG MELEMAHKAN.
5. DUA JUTA ORG MENINGGAL AKIBAT MALARIA SETIAP TAHUN DAN 267 JUTA ORG SAKIT MALARIA
6. TIGA JUTA ORG MENINGGAL AKIBAT TBC/TAHUN DAN 20 JUTA MENGALAMI INFEKSI AKTIF TBC.
7. RATUSAN JUTA MENDERITA KURANG GIZI.
Sebagian besar masalah kesehatan berada di luar sektor kesehatan Oleh karenanya dalam pembangunan kesehatan, perlu upaya untuk:
1. Meminimalkan underlying causes, yaitu berbagai penyebab tak langsung (pendidikan, perumahan, dan lain-lain)
2. Menangani cause of the the causes, yaitu penyebab fundamental (masalah sosial ekonomi, budaya dan lingkungan)
PENGERTIAN KOTA-KABUPATEN SEHAT
Kota yang terus menerus berupaya meningkatkan kualitas lingkungan fisik dan sosialnya melalui pemberdayaan potensi masyarakat dengan memaksimalkan seluruh potensi kehidupan baik secara bersama-sama maupun mandiri, sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang berperilaku sehat hidup di lingkungan yang aman, nyaman sehat.
Kabupaten sehat adalah kesatuan wilayah administrasi pemerintah yang terdiri dari desa/kelurahan yang masyarakatnya secara terus menerus berupaya meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat yang didukung oleh lingkungan , prasarana wilayah akses, pelayanan sosial, ekonomi dan kesehatan yang memadai, sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang berperilaku sehat yang hidup dilingkungan yang aman, nyaman sehat.
MODEL KOTA/KABUPATEN SEHAT
KOTA SEHAT
a. Lingkungan yang sehat. terciptanya udara yg bersih, PAM
b. Prasarana kota yang aman dan Sehat.-> Ruang kota serasi
c. Perilaku hidup sehat-> meniadakan perilaku tdk sehat
d. Kehidupan sosial yang sehat->JPKM, penanggulangan anjal
e. Kawasan Industri yang sehat-> Industri aman & tdk polusi
f. Kawasan Pariwisata yang sehat> akomodasi& mkn aman
g. Pengembangan pendidikan yang berwawasan kesehatan.
KABUAPTEN SEHAT.
a. Lingkungan yang sehat.
b. Prasarana Kab/Kec/desa yang aman dan sehat.
c. Kehidupan sosial yang sehat.
d. Tersedianya pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
e. Kesediaan pangan dan jaminan gizi
CONTOH INDIKATOR
1. Indikator Proses
Adanya penyusunan rencana peningkatan gerakan kota/kab.sehat dibagian tsb dan perluasan ke wilayah lain dalam kota/kab.tab
2. Indikator Hasil
Tersusunya pelaksanaan peningkatan gerakan kota/Kab.dan desa/kel.sehat dibagian lain kota itu serta upaya peningkatannya di wil. Yg sudah ada kegiatannya.
CONTOH INDIKATOR OUTPUT
A. FISIK
1. UDARA BERSIH
Ada dan dilaksanakan
Ventilasi memadai
Baku mutu emisi kendaraan
Monitoring baku mutu emisi kend.bermotor
Baku mutu Udara
Penggunaan unleaded bensin(tanpa Pb).
2. PENYEDIAAN AIR BERSIH
Pengadaan air minum perpipaan
Rumah dng air bersih
Rumah dng air minum PAM
Air tdk tercemar Coli tinja.
B. NONFISIK
1. PRILAKU TIDAK SEHAT
Kel./desa dengan kegiatan anti rokok, narkotik, penanggulangan kekerasan dan kenakalan remaja.
Penurunan kasus narkotika dan penggunaan obat-obatan terlarang.
2. JPKM
Adanya pendekatan JPKM yang dikordinir masyarakat.
Adanya JPKM yang mempunyai badan hukum.
disarikan dr bahan kuliah kesling HARDIONO
DOWNLOAD PDF
02 Januari 2010
01 Januari 2010
Bagaimana nasib perawat kedepan
Miris rasanya hati ini bila memandang wajah profesi ini kedepan. Betapa tidak secara perlahan kita makin terpinggirkan dan termarginalkan.
Undang-undang kesehatan yg baru telah ditetapkan, tapi adakah disana diatur atau bicarakan tentang profesi kita? Ada memang tapi hanya secuil dari harapan kita?
Bahkan kita justru diskriminasi dgn peraturan itu dimana yg boleh jd direktur rumah sakit hanya orang medis, bukankah itu berarti hak kita telah dikebiri?
Ah.. perawat..perawat...
Kita adalah sebuah profesi yg besar, kita adalah gajah tapi sayangnya hanya gajah kebun binatang yg makan dari pemberian pengunjung dan pemilik kebun binatang. Celotehan kita hanya jd tertawaa.
Mengapa kita tdk bisa jd gajah hutan yg punya habitat sendiri bahkan ditakuti dan punya kharisma sendiri? sampai-sampai harimau sendiripun berpikir puluhan kali untuk menjadikan kita mangsa.
Apakah karena kita terbuai dan terlena oleh "perawatan" dan "kebaikan" yg telah kt terima? kalau itu penyebabnya bangunlah! BANGKITLAH!
Kita tidak bisa selamanya menggantungkan hidup pada orang lain, kebun binatang suatu saat dapat bangkrut dan kita akan "dijual" kpd pemilik lain. Maukah kita hidup seperti itu terus?
Kita tunjukan sikap dan kerja kita sebagai sebuah profesi yg besar yang tidak tergantung kepada siapa dan apapun. Kerja itulah kata kuncinya tapi dengan profesional.
Mari "dahi-dahi lebar" keperawatan, anda tata kembali biduk kita ini sempurnakan dan putuskan rantai-rantai ketergantungan bahkan kalau perlu dari pohon induk sekalipun asalkan kita dapat berdiri tegak sejajar kami akan DUKUNG!
Agar tidak lagi miris hati ini memandang dunia ke depan!
INFEKSI NIFAS
PRINSIP DASAR
Setelah persalinan terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin meningkatnya pembentukan urin untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi penyerapan beberapa bahan tertentu melalui pembuluh darah vena sehingga terjadi peningkatan suhu badan sekitar 0,5o C yang bukan merupakan keadaan patologis atau menyimpang pada hari pertama. Perlukaan karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman kedalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi peradangan pada kala nifas.
Infeksi peradangan pada semua alat genitalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan suhu melebihi 38oc tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama 2 hari disebut infeksi kala nifas. Suhu 38°C atau lebih yang terjadi antara hari ke 2 – 10 postpartum dan diukur per oral sedikitnya 4 kali sehari disebut sebagai morbiding puerperalis. Kenaikan suhu tubuh yang terjadi di dalam masa nifas, dianggap sebagai infeksi nifas jika tidak ditemukan sebab-sebab ekstragenital.
Beberapa faktor predisposisi:
*Kurang gizi atau malnutrisi
*Anemia
*Hygiene kurang baik
*Kelelahan
*Proses persalinan bermasalah:
o Partus lama/macet
o Korioamniotis
o Persalinan traumatic
o Kurang baiknya proses pencegahan ifeksi
o Periksa dalam yang berlebihan
o Tindakan operasi persalinan
o Tertinggalnya plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah
* Ibu hamil dengan infeksi
* Perdarahan post partum dan antepartum
ETIOLOGI
Penyebabnya bisa datang dari luar tubuh (eksasogen), dari tempat lain didalam tubuh (autogen) atau dari jalan lahir sendiri (endogen). Kuman-kuman yang sering menyebabkan infeksi nifas seperti:
* Streptococcus haemolytieus aerobicus merupakan sebab infeksi yang paling berat, khususnya golongan A. Infeksi ini biasanya eksogen (dari penderita lain, alat atau kain yang tidak steril, infeksi tenggorokan orang lain).
* Staphylococcus aerus menyebabkan infeksi terbatas, walaupun kadang-kadang menjadi infeksi umum. Banyak ditemukan di RS dan dalam tenggorokan orang-orang yang nampaknya sehat.
* E. coli berasal dari kandung kemih atau rektum dan dapat menyebabkan infeksi terbatas pada perineum, vulva dan endometrium.
* Clostridium Welchii, bersifat anaerob. Jarang ditemukan akan tetapi sangat berbahaya. Infeksi lebih sering terjadi pada abortus kriminalis.
* Organisme yang menyerang bekas implantasi plasenta atau laserasi akibat persalinan adalah penghuni normal serviks dan jalan lahir, mungkin juga dari luar. Biasanya lebih dari satu spesies. Kuman anaerob adalah kokus gram positif (peptostreptokok, peptokok, bakteriodes dan clostridium). Kuman aerob adalah berbagai macam gram positif dan E. coli. Mikoplasma dalam laporan terakhir mungkin memegang peran penting sebagai etiologi infeksi nifas.
Infeksi dapat terjadi karena:
* Tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung tangan pada pemeriksaan dalam atau operasi membawa bakteri yang sudah ada dalam vagina ke dalam uterus. Kemungkinan lain adalah sarung tangan atau alat- alat yang dimasukkan ke dalam jalan lahir tidak sepenuhnya bebas dari kuman.
* Droplet infection. Sarung tangan atau alat-alat terkena kontaminasi bakteri yang berasal dari hidung atau tenggorokan dokter atau yang membantunya.karena itu hidung dan mulut petugas yang bekerja di kamar bersalin harus ditutup dengan masker dan penderita infeksi saluran pernafasan dilarang memasuki kamar bersalin.
* Dalam RS banyak kuman-kuman patogen yang berasal dari penderita dengan berbagai jenis infeksi. Kuman-kuman ini bisa dibawa oleh aliran udara ke mana-mana antara lain ke handuk, kain-kain, alat-alat yang suci hama dan yang digunakan untuk merawat wanita dalam persalinan atau nifas.
* Coitus pada akhir kehamilan bukan merupakan sebab yang paling penting kecuali apabila mengakibatkan pecahnya ketuban.
* Infeksi intra partum. Biasanya terjadi pada partus lama, apalagi jika ketuban sudah lama pecah dan beberapa kali dilakukan periksa dalam.
PATOLOGI
Setelah kala III, daerah bekas insertio plasenta merupakan sebuah luka dengan diameter kira-kira 4 cm, permukaan tidak rata, berbenjol-benjol karena banyaknya vena yang ditutupi trombus dan merupakan area yang baik untuk tumbuhnya kuman-kuman dan masuknya jenis-jenis yang patogen dalam tubuh wanita. Serviks sering mengalami perlukaan pada persalinanan, begitu juga vulva, vagina, perineum merupakan tempat masuknya kuman patogen. Proses radang dapat terbatas pada luka-luka tersebut atau dapat menyebar di luar luka asalnya.
Infeksi nifas dapat terbagi dalam 2 golongan, yaitu :
1.Infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina, seviks dan endometrium.
2.Penyebaran dari tempat-tempat melalui vena, jalan limfe dan melalui permukaan endometrium.
Infeksi pada Perineum, Vulva, Vagina, Serviks dan Endometrium
a.Vulvitis
Pada infeksi bekas sayatan episiotomi atau luka perineum jaringan sekitar membengkak, tepi luka menjadi merah dan bengkak, jahitan mudah terlepas, luka yang terbuka menjadi ulkus dan megeluarkan pus.
b.Vaginitis.
Dapat terjadi secara langsung pada luka vagina atau melalui luka perineum, permukaan mokusa membengkak dan kemerahan, terjadi ulkus dan getah mengandung nanah yang keluar dari daerah ulkus.
c.Sevicitis.
Sering terjadi tapi tidak menimbulkan banyak gejala. Luka serviks yang dalam dan meluas dan langsung ke dasar ligamentum latum dapat menyebabkan infeksi yang menjalar ke parametrium.
d.Endometritis.
Paling sering terjadi. Kuman–kuman memasuki endometrium (biasanya pada luka insertio plasenta) dalam waktu singkat dan menyebar ke seluruh endometrium. Pada infeksi setempat, radang terbatas pada endometrium. Jaringan desidua bersama bekuan darah menjadi nekrosis dan mengeluarkan getah berbau yang terdiri atas keping-keping nekrotis dan cairan. Pada infeksi yang lebih berat batas endometrium dapat dilampaui dan terjadilah penjalaran.
Gb. USG Endometritis
Penyebaran melalui vena, jalan limfe dan melalui permukaan endometrium.
Penyebaran melalui pembuluh darah (Septikemia dan Piemia)
Merupakan infeksi umum disebabkan oleh kuman patogen Streptococcus Hemolitikus Golongan A. Infeksi ini sangat berbahaya dan merupakan 50% dari semua kematian karena infeksi nifas.
Penyebaran melalui jalan limfe.
Peritonitis dan Parametritis (Sellulitis Pelvika)
Penyebaran melalui permukaan endometrium.
Salfingitis dan Ooforitis.
GAMBARAN KLINIK
a. Infeksi pada Perineum, Vulva, Vagina dan Serviks.
Gejalanya berupa rasa nyeri dan panas pada tempat infeksi, kadang-kadang perih saat kencing.
Bila getah radang bisa keluar, biasanya keadaannya tidak berat, suhu sekitar 38 derajat selsius dan nadi dibawah 100 per menit.
Bila luka yang terinfeksi, tertutup jahitan dan getah radang tidak dapat keluar, demam bisa naik sampai 39-40 derajat selsius, kadang-kadang disertai menggigil.
b. Endometritis.
Tergantung pada jenis virulensi kuman, daya tahan penderita dan derajat trauma pada jalan lahir. Biasanya demam mulai 48 jam pertama post partum bersifat naik turun. Lokia bertambah banyak, berwarna merah atau coklat dan berbau.
Kadang-kadang lokia tertahan dalam uterus oleh darah, sisa plasenta dan selaput ketuban yang disebut Lokiometra. Uterus agak membesar, nyeri pada perabaan dan lembek.
c. Septikemia.
Sejak permulaan, pasien sudah sakit dan lemah.
Sampai 3 hari pasca persalinan suhu meningkat dengan cepat,biasanya disertai menggigil.
Suhu sekitar 39-40 derajat selsius, keadaan umum cepat memburuk, nadi cepat (140-160 kali per menit atau lebih).
Pasien dapat meninggal dalam 6-7 hari pasca persalinan.
Septikemia adalah keadaan dimana kuman-kuman atau toxinnya langsung masuk ke dalam peredaran darah umum dan menyebabkan infeksi umum.
d. Piemia :
Tidak lama pasca persalinan, pasien sudah merasa sakit, perut nyeri dan suhu agak meningkat.
Gejala infeksi umum dengan suhu tinggi serta menggigil terjadi setelah kuman dengan emboli memasuki peredaran darah umum.
Ciri khasnya adalah berulang-ulang suhu meningkat dengan cepat disertai menggigil lalu diikuti oleh turunnya suhu.
Lambat laun timbul gejala abses paru, pneumonia dan pleuritis.
Piemia dimulai dengan tromboplebitis vena-vena daerah perlukaan lalu lepas menjadi embolus-embolus kecil dibawa keperadaran darah umum dan terjadilah infeksi dan abses pada organ-organ tubuh yang dihinggapinya.
e. Peritonitis
Peritonitis terbatas pada daerah pelvis (pelvia peritonitis): demam, nyeri perut bagian bawah, KU baik. terdapat abses pada cavum Douglas
Peritonitis umum: suhu meningkat, nadi cepat dan kecil, perut kembung dan nyeri, dan ada defense musculaire. Muka yang semula kemerah-merahan menjadi pucat, mata cekung, kulit muka dingin; terdapat fasies hippocratica.
f. Selulitis pelvik :
Bila suhu tinggi menetap lebih dari satu minggu disertai rasa nyeri di kiri atau kanan dan nyeri pada pemeriksaan dalam, patut dicurigai adanya selulitis pelvika.
Gejala akan semakin lebih jelas pada perkembangannya.
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan padat dan nyeri di sebelah uterus.
Di tengah jaringan yang meradang itu bisa timbul abses dimana suhu yang mula-mula tinggi menetap, menjadi naik turun disertai menggigil.
Pasien tampak sakit, nadi cepat, dan nyeri perut.
g. Salfingitis dan Ooforitis
Gejala hampir sama dengan pelvio peritonitis.
DIAGNOSIS
Untuk penegakan diagnosa diperlukan pemeriksaan seksama. Perlu diketahui apakah infeksi terbatas pada tempat masuknya kuman ke dalam badan atau menjalar keluar ke tempat lain. Pasien dengan infeksi meluas tampak sakit, suhu meningkat, kadang-kadang menggigil, nadi cepat dan keluhan lebih banyak.
Jika fasilitas ada, lakukan pembiakan getah vagina sebelah atas dan pada infeksi yang berat diambil darah untuk maksud yang sama. Usaha ini untuk mengetahui etiologi infeksi dan menentukan pengobatan antibiotik yang paling tepat.
DIAGNOSIS BANDING
Radang saluran pernapasan (bronkitis, pneumonia, dan sebagainya), pielonefritis, dan mastitis.
PENATALAKSANAAN
1. Selama kehamilaN.
Perbaikan gizi untuk mencegah anemia.Coitus pada hamil tua hendaknya tidak dilakukan karena dapat mengakibatkan pecahnya ketuban dan terjadinya infeksi.
2. Selama persalinan.
Membatasi masuknya kuman-kuman ke dalam jalur jalan lahir.Membatasi perlukaan. Membatasi perdarahan.Membatasi lamanya persalinan.
3. Selama nifas.
Perawatan luka post partum dengan teknik aseptik. Semua alat dan kain yang berhubungan dengan daerah genital harus suci hama. Penderita dengan tanda infeksi nifas jangan digabung dengan wanita dalam nifas yang sehat.
PENANGANAN INFEKSI NIFAS
1. Suhu harus diukur dari mulut sedikitnya 4 kali sehari.
2. Berikan terapi antibiotik.
3. Perhatikan diet.
4. Lakukan transfusi darah bila perlu.
5. Hati-hati bila ada abses, jaga supaya nanah tidak masuk ke dalam rongga perineum.
PENGOBATAN INFEKSI NIFAS
Sebaiknya segera dilakukan kultur dari sekret vagina dan serviks, luka operasi dan darah, serta uji kepekaan untuk mendapatkan antibiotika yang tepat. Berikan dosis yang cukup dan adekuat. Sambil menunggu hasil laboratorium berikan antibiotika spektrum luas. Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh seperti infus, transfusi darah, makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan tubuh, serta perawatan lainnya sesuai komplikasi yang dijumpai.
PROGNOSIS
Prognosis baik bila diatasi dengan pengobatan yang sesuai. Menurut derajatnya, septikemia merupakan infeksi paling berat dengan mortalitas tinggi, diikuti peritonitis umum dan piemia.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Infeksi berhubungan dengan trauma persalinan, jalan lahir, dan
infeksi nasokomial.
Tujuan 1 :mencegah dan mengurangi infeksi.
Intervensi :
o Kaji data pasien dalam ruang bersalin.Infeksi perineum (menggunakan senter yang baik), catat warna, sifat episiotomi dan warnanya. Perkiraan pinggir epis dan kemungkinan “perdarahan” / nyeri.
o Kaji tinggi fundus dan sifat.
o Kaji lochia: jenis, jumlah, warna dan sifatnya. Hubungkan dengan data post partum.
o Kaji payudara: eritema, nyeri, sumbatan dan cairan yang keluar (dari puting). Hubungkan dengan data perubahan post partum masing-masing dan catat apakah klien menyusui dengan ASI.
o Monitor vital sign, terutama suhu setiap 4 jam dan selama kondisi klien kritis. Catat kecenderungan demam jika lebih dari 38o C pada 2 hari pertama dalam 10 hari post partum. Khusus dalam 24 jam sekurang-kurangnya 4 kali sehari.
o Catat jumlah leukosit dan gabungkan dengan data klinik secara lengkap.
o Lakukan perawatan perineum dan jaga kebersihan, haruskan mencuci tangan pada pasien dan perawat. Bersihkan perineum dan ganti alas tempat tidur secara teratur.
o Pertahankan intake dan output serta anjurkan peningkatan pemasukan cairan.
o Bantu pasien memilih makanan. Anjurkan yang banyak protein, vitamin C dan zat besi.
o Kaji bunyi nafas, frekwensi nafas dan usaha nafas. Bantu pasien batuk efektif dan nafas dalam setiap 4 jam untuk melancarkan jalan nafas.
o Kaji ekstremitas: warna, ukuran, suhu, nyeri, denyut nadi dan parasthesi/ kelumpuhan. Bantu dengan ambulasi dini. Anjurkan mengubah posisi tidur secara sering dan teratur.
o Anjurkan istirahat dan tidur secara sempurna.
Tujuan 2 : identifikasi tanda dini infeksi dan mengatasi penyebabnya.
Intervensi:
o Catat perubahan suhu. Monitor untuk infeksi.
o Atur obat-obatan berikut yang mengindikasikan setelah perkembangan dan test sensitivitas antibiotik seperti penicillin, gentamisin, tetracycline, cefoxitin, chloramfenicol atau metronidazol. Oxitoksin seperti ergonovine atau methyler gonovine.
o Hentikan pemberian ASI jika terjadi mastitis supuratif.
o Pertahankan input dan output yang tepat. Atur pemberian cairan dan elektrolit secara intravena, jangan berikan makanan dan minuman pada pasien yang muntah
o Pemberian analgetika dan antibiotika
2. Nyeri berhubungan dengan infeksi pada organ reproduksi
Tujuan : Nyeri berkurang/terkontrol.
Intervensi :
o Selidiki keluhan pasien akan nyeri;perhatikan intensitas (0-10), lokasi,dan faktor pencetus
o Awasi tanda vital,perhatikan petunjuk non-verbal,misal:tegangan otot,gelisah.
o Berikan lingkungan yang tenang dan kurangi rangsangan penuh stress.
o Berikan tindakan kenyamanan (misal:pijatan/masase punggung).
o Dorong menggunakan tekhnik manajemen nyeri ,contoh : latihan relaksasi/napas dalam,bimbingan imajinasi,visualisasi)
o Kolaborasi:
Pemberian obat analgetika. (hindari produk mengandung aspirin karena mempunyai potensi perdarahan)
Pemberian Antibiotik.
3. Cemas/ketakutan berhubungan dengan perubahan keadaan atau ancaman kematian
Tujuan : Klien dapat mengungkapkan secara verbal rasa cemasnya dan mengatakan perasaan cemas berkurang atau hilang.
Intervensi :
o Kaji respon psikologis klien terhadap perdarahan paska persalinan
Rasional : Persepsi klien mempengaruhi intensitas cemasnya.
o Kaji respon fisiologis klien ( takikardia, takipnea, gemetar )
Rasional : Perubahan tanda vital menimbulkan perubahan pada respon fisiologis.
o Perlakukan pasien secara kalem, empati, serta sikap mendukung
Rasional : Memberikan dukungan emosi.
o Berikan informasi tentang perawatan dan pengobatan
Rasional : Informasi yang akurat dapat mengurangi cemas dan takut yang tidak diketahui
o Bantu klien mengidentifikasi rasa cemasnya
Rasional : Ungkapan perasaan dapat mengurangi cemas
o Kaji mekanisme koping yang digunakan klien
Rasional : Cemas yang berkepanjangan dapat dicegah dengan mekanisme koping yang tepat.
SUMBER :
www.one.indoskripsi.com/..../5136/0
www.hidayat2.wordpress.com/2009/05/12/askep-infeksi-nifas
www.khaidirmuhaj.blogspot.com/.../askep-nipas-dengan-perdarahan-nipas
www.ners.unair.ac.id/materi.kuliah/asuhan-keperawatan
Wiknjosastro. Hanifa. Prof. Dr, Ilmu Kebidanan, Edisi III, Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1992.
Setelah persalinan terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin meningkatnya pembentukan urin untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi penyerapan beberapa bahan tertentu melalui pembuluh darah vena sehingga terjadi peningkatan suhu badan sekitar 0,5o C yang bukan merupakan keadaan patologis atau menyimpang pada hari pertama. Perlukaan karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman kedalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi peradangan pada kala nifas.
Infeksi peradangan pada semua alat genitalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan suhu melebihi 38oc tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama 2 hari disebut infeksi kala nifas. Suhu 38°C atau lebih yang terjadi antara hari ke 2 – 10 postpartum dan diukur per oral sedikitnya 4 kali sehari disebut sebagai morbiding puerperalis. Kenaikan suhu tubuh yang terjadi di dalam masa nifas, dianggap sebagai infeksi nifas jika tidak ditemukan sebab-sebab ekstragenital.
Beberapa faktor predisposisi:
*Kurang gizi atau malnutrisi
*Anemia
*Hygiene kurang baik
*Kelelahan
*Proses persalinan bermasalah:
o Partus lama/macet
o Korioamniotis
o Persalinan traumatic
o Kurang baiknya proses pencegahan ifeksi
o Periksa dalam yang berlebihan
o Tindakan operasi persalinan
o Tertinggalnya plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah
* Ibu hamil dengan infeksi
* Perdarahan post partum dan antepartum
ETIOLOGI
Penyebabnya bisa datang dari luar tubuh (eksasogen), dari tempat lain didalam tubuh (autogen) atau dari jalan lahir sendiri (endogen). Kuman-kuman yang sering menyebabkan infeksi nifas seperti:
* Streptococcus haemolytieus aerobicus merupakan sebab infeksi yang paling berat, khususnya golongan A. Infeksi ini biasanya eksogen (dari penderita lain, alat atau kain yang tidak steril, infeksi tenggorokan orang lain).
* Staphylococcus aerus menyebabkan infeksi terbatas, walaupun kadang-kadang menjadi infeksi umum. Banyak ditemukan di RS dan dalam tenggorokan orang-orang yang nampaknya sehat.
* E. coli berasal dari kandung kemih atau rektum dan dapat menyebabkan infeksi terbatas pada perineum, vulva dan endometrium.
* Clostridium Welchii, bersifat anaerob. Jarang ditemukan akan tetapi sangat berbahaya. Infeksi lebih sering terjadi pada abortus kriminalis.
* Organisme yang menyerang bekas implantasi plasenta atau laserasi akibat persalinan adalah penghuni normal serviks dan jalan lahir, mungkin juga dari luar. Biasanya lebih dari satu spesies. Kuman anaerob adalah kokus gram positif (peptostreptokok, peptokok, bakteriodes dan clostridium). Kuman aerob adalah berbagai macam gram positif dan E. coli. Mikoplasma dalam laporan terakhir mungkin memegang peran penting sebagai etiologi infeksi nifas.
Infeksi dapat terjadi karena:
* Tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung tangan pada pemeriksaan dalam atau operasi membawa bakteri yang sudah ada dalam vagina ke dalam uterus. Kemungkinan lain adalah sarung tangan atau alat- alat yang dimasukkan ke dalam jalan lahir tidak sepenuhnya bebas dari kuman.
* Droplet infection. Sarung tangan atau alat-alat terkena kontaminasi bakteri yang berasal dari hidung atau tenggorokan dokter atau yang membantunya.karena itu hidung dan mulut petugas yang bekerja di kamar bersalin harus ditutup dengan masker dan penderita infeksi saluran pernafasan dilarang memasuki kamar bersalin.
* Dalam RS banyak kuman-kuman patogen yang berasal dari penderita dengan berbagai jenis infeksi. Kuman-kuman ini bisa dibawa oleh aliran udara ke mana-mana antara lain ke handuk, kain-kain, alat-alat yang suci hama dan yang digunakan untuk merawat wanita dalam persalinan atau nifas.
* Coitus pada akhir kehamilan bukan merupakan sebab yang paling penting kecuali apabila mengakibatkan pecahnya ketuban.
* Infeksi intra partum. Biasanya terjadi pada partus lama, apalagi jika ketuban sudah lama pecah dan beberapa kali dilakukan periksa dalam.
PATOLOGI
Setelah kala III, daerah bekas insertio plasenta merupakan sebuah luka dengan diameter kira-kira 4 cm, permukaan tidak rata, berbenjol-benjol karena banyaknya vena yang ditutupi trombus dan merupakan area yang baik untuk tumbuhnya kuman-kuman dan masuknya jenis-jenis yang patogen dalam tubuh wanita. Serviks sering mengalami perlukaan pada persalinanan, begitu juga vulva, vagina, perineum merupakan tempat masuknya kuman patogen. Proses radang dapat terbatas pada luka-luka tersebut atau dapat menyebar di luar luka asalnya.
Infeksi nifas dapat terbagi dalam 2 golongan, yaitu :
1.Infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina, seviks dan endometrium.
2.Penyebaran dari tempat-tempat melalui vena, jalan limfe dan melalui permukaan endometrium.
Infeksi pada Perineum, Vulva, Vagina, Serviks dan Endometrium
a.Vulvitis
Pada infeksi bekas sayatan episiotomi atau luka perineum jaringan sekitar membengkak, tepi luka menjadi merah dan bengkak, jahitan mudah terlepas, luka yang terbuka menjadi ulkus dan megeluarkan pus.
b.Vaginitis.
Dapat terjadi secara langsung pada luka vagina atau melalui luka perineum, permukaan mokusa membengkak dan kemerahan, terjadi ulkus dan getah mengandung nanah yang keluar dari daerah ulkus.
c.Sevicitis.
Sering terjadi tapi tidak menimbulkan banyak gejala. Luka serviks yang dalam dan meluas dan langsung ke dasar ligamentum latum dapat menyebabkan infeksi yang menjalar ke parametrium.
d.Endometritis.
Paling sering terjadi. Kuman–kuman memasuki endometrium (biasanya pada luka insertio plasenta) dalam waktu singkat dan menyebar ke seluruh endometrium. Pada infeksi setempat, radang terbatas pada endometrium. Jaringan desidua bersama bekuan darah menjadi nekrosis dan mengeluarkan getah berbau yang terdiri atas keping-keping nekrotis dan cairan. Pada infeksi yang lebih berat batas endometrium dapat dilampaui dan terjadilah penjalaran.
Gb. USG Endometritis
Penyebaran melalui vena, jalan limfe dan melalui permukaan endometrium.
Penyebaran melalui pembuluh darah (Septikemia dan Piemia)
Merupakan infeksi umum disebabkan oleh kuman patogen Streptococcus Hemolitikus Golongan A. Infeksi ini sangat berbahaya dan merupakan 50% dari semua kematian karena infeksi nifas.
Penyebaran melalui jalan limfe.
Peritonitis dan Parametritis (Sellulitis Pelvika)
Penyebaran melalui permukaan endometrium.
Salfingitis dan Ooforitis.
GAMBARAN KLINIK
a. Infeksi pada Perineum, Vulva, Vagina dan Serviks.
Gejalanya berupa rasa nyeri dan panas pada tempat infeksi, kadang-kadang perih saat kencing.
Bila getah radang bisa keluar, biasanya keadaannya tidak berat, suhu sekitar 38 derajat selsius dan nadi dibawah 100 per menit.
Bila luka yang terinfeksi, tertutup jahitan dan getah radang tidak dapat keluar, demam bisa naik sampai 39-40 derajat selsius, kadang-kadang disertai menggigil.
b. Endometritis.
Tergantung pada jenis virulensi kuman, daya tahan penderita dan derajat trauma pada jalan lahir. Biasanya demam mulai 48 jam pertama post partum bersifat naik turun. Lokia bertambah banyak, berwarna merah atau coklat dan berbau.
Kadang-kadang lokia tertahan dalam uterus oleh darah, sisa plasenta dan selaput ketuban yang disebut Lokiometra. Uterus agak membesar, nyeri pada perabaan dan lembek.
c. Septikemia.
Sejak permulaan, pasien sudah sakit dan lemah.
Sampai 3 hari pasca persalinan suhu meningkat dengan cepat,biasanya disertai menggigil.
Suhu sekitar 39-40 derajat selsius, keadaan umum cepat memburuk, nadi cepat (140-160 kali per menit atau lebih).
Pasien dapat meninggal dalam 6-7 hari pasca persalinan.
Septikemia adalah keadaan dimana kuman-kuman atau toxinnya langsung masuk ke dalam peredaran darah umum dan menyebabkan infeksi umum.
d. Piemia :
Tidak lama pasca persalinan, pasien sudah merasa sakit, perut nyeri dan suhu agak meningkat.
Gejala infeksi umum dengan suhu tinggi serta menggigil terjadi setelah kuman dengan emboli memasuki peredaran darah umum.
Ciri khasnya adalah berulang-ulang suhu meningkat dengan cepat disertai menggigil lalu diikuti oleh turunnya suhu.
Lambat laun timbul gejala abses paru, pneumonia dan pleuritis.
Piemia dimulai dengan tromboplebitis vena-vena daerah perlukaan lalu lepas menjadi embolus-embolus kecil dibawa keperadaran darah umum dan terjadilah infeksi dan abses pada organ-organ tubuh yang dihinggapinya.
e. Peritonitis
Peritonitis terbatas pada daerah pelvis (pelvia peritonitis): demam, nyeri perut bagian bawah, KU baik. terdapat abses pada cavum Douglas
Peritonitis umum: suhu meningkat, nadi cepat dan kecil, perut kembung dan nyeri, dan ada defense musculaire. Muka yang semula kemerah-merahan menjadi pucat, mata cekung, kulit muka dingin; terdapat fasies hippocratica.
f. Selulitis pelvik :
Bila suhu tinggi menetap lebih dari satu minggu disertai rasa nyeri di kiri atau kanan dan nyeri pada pemeriksaan dalam, patut dicurigai adanya selulitis pelvika.
Gejala akan semakin lebih jelas pada perkembangannya.
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan padat dan nyeri di sebelah uterus.
Di tengah jaringan yang meradang itu bisa timbul abses dimana suhu yang mula-mula tinggi menetap, menjadi naik turun disertai menggigil.
Pasien tampak sakit, nadi cepat, dan nyeri perut.
g. Salfingitis dan Ooforitis
Gejala hampir sama dengan pelvio peritonitis.
DIAGNOSIS
Untuk penegakan diagnosa diperlukan pemeriksaan seksama. Perlu diketahui apakah infeksi terbatas pada tempat masuknya kuman ke dalam badan atau menjalar keluar ke tempat lain. Pasien dengan infeksi meluas tampak sakit, suhu meningkat, kadang-kadang menggigil, nadi cepat dan keluhan lebih banyak.
Jika fasilitas ada, lakukan pembiakan getah vagina sebelah atas dan pada infeksi yang berat diambil darah untuk maksud yang sama. Usaha ini untuk mengetahui etiologi infeksi dan menentukan pengobatan antibiotik yang paling tepat.
DIAGNOSIS BANDING
Radang saluran pernapasan (bronkitis, pneumonia, dan sebagainya), pielonefritis, dan mastitis.
PENATALAKSANAAN
1. Selama kehamilaN.
Perbaikan gizi untuk mencegah anemia.Coitus pada hamil tua hendaknya tidak dilakukan karena dapat mengakibatkan pecahnya ketuban dan terjadinya infeksi.
2. Selama persalinan.
Membatasi masuknya kuman-kuman ke dalam jalur jalan lahir.Membatasi perlukaan. Membatasi perdarahan.Membatasi lamanya persalinan.
3. Selama nifas.
Perawatan luka post partum dengan teknik aseptik. Semua alat dan kain yang berhubungan dengan daerah genital harus suci hama. Penderita dengan tanda infeksi nifas jangan digabung dengan wanita dalam nifas yang sehat.
PENANGANAN INFEKSI NIFAS
1. Suhu harus diukur dari mulut sedikitnya 4 kali sehari.
2. Berikan terapi antibiotik.
3. Perhatikan diet.
4. Lakukan transfusi darah bila perlu.
5. Hati-hati bila ada abses, jaga supaya nanah tidak masuk ke dalam rongga perineum.
PENGOBATAN INFEKSI NIFAS
Sebaiknya segera dilakukan kultur dari sekret vagina dan serviks, luka operasi dan darah, serta uji kepekaan untuk mendapatkan antibiotika yang tepat. Berikan dosis yang cukup dan adekuat. Sambil menunggu hasil laboratorium berikan antibiotika spektrum luas. Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh seperti infus, transfusi darah, makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan tubuh, serta perawatan lainnya sesuai komplikasi yang dijumpai.
PROGNOSIS
Prognosis baik bila diatasi dengan pengobatan yang sesuai. Menurut derajatnya, septikemia merupakan infeksi paling berat dengan mortalitas tinggi, diikuti peritonitis umum dan piemia.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Infeksi berhubungan dengan trauma persalinan, jalan lahir, dan
infeksi nasokomial.
Tujuan 1 :mencegah dan mengurangi infeksi.
Intervensi :
o Kaji data pasien dalam ruang bersalin.Infeksi perineum (menggunakan senter yang baik), catat warna, sifat episiotomi dan warnanya. Perkiraan pinggir epis dan kemungkinan “perdarahan” / nyeri.
o Kaji tinggi fundus dan sifat.
o Kaji lochia: jenis, jumlah, warna dan sifatnya. Hubungkan dengan data post partum.
o Kaji payudara: eritema, nyeri, sumbatan dan cairan yang keluar (dari puting). Hubungkan dengan data perubahan post partum masing-masing dan catat apakah klien menyusui dengan ASI.
o Monitor vital sign, terutama suhu setiap 4 jam dan selama kondisi klien kritis. Catat kecenderungan demam jika lebih dari 38o C pada 2 hari pertama dalam 10 hari post partum. Khusus dalam 24 jam sekurang-kurangnya 4 kali sehari.
o Catat jumlah leukosit dan gabungkan dengan data klinik secara lengkap.
o Lakukan perawatan perineum dan jaga kebersihan, haruskan mencuci tangan pada pasien dan perawat. Bersihkan perineum dan ganti alas tempat tidur secara teratur.
o Pertahankan intake dan output serta anjurkan peningkatan pemasukan cairan.
o Bantu pasien memilih makanan. Anjurkan yang banyak protein, vitamin C dan zat besi.
o Kaji bunyi nafas, frekwensi nafas dan usaha nafas. Bantu pasien batuk efektif dan nafas dalam setiap 4 jam untuk melancarkan jalan nafas.
o Kaji ekstremitas: warna, ukuran, suhu, nyeri, denyut nadi dan parasthesi/ kelumpuhan. Bantu dengan ambulasi dini. Anjurkan mengubah posisi tidur secara sering dan teratur.
o Anjurkan istirahat dan tidur secara sempurna.
Tujuan 2 : identifikasi tanda dini infeksi dan mengatasi penyebabnya.
Intervensi:
o Catat perubahan suhu. Monitor untuk infeksi.
o Atur obat-obatan berikut yang mengindikasikan setelah perkembangan dan test sensitivitas antibiotik seperti penicillin, gentamisin, tetracycline, cefoxitin, chloramfenicol atau metronidazol. Oxitoksin seperti ergonovine atau methyler gonovine.
o Hentikan pemberian ASI jika terjadi mastitis supuratif.
o Pertahankan input dan output yang tepat. Atur pemberian cairan dan elektrolit secara intravena, jangan berikan makanan dan minuman pada pasien yang muntah
o Pemberian analgetika dan antibiotika
2. Nyeri berhubungan dengan infeksi pada organ reproduksi
Tujuan : Nyeri berkurang/terkontrol.
Intervensi :
o Selidiki keluhan pasien akan nyeri;perhatikan intensitas (0-10), lokasi,dan faktor pencetus
o Awasi tanda vital,perhatikan petunjuk non-verbal,misal:tegangan otot,gelisah.
o Berikan lingkungan yang tenang dan kurangi rangsangan penuh stress.
o Berikan tindakan kenyamanan (misal:pijatan/masase punggung).
o Dorong menggunakan tekhnik manajemen nyeri ,contoh : latihan relaksasi/napas dalam,bimbingan imajinasi,visualisasi)
o Kolaborasi:
Pemberian obat analgetika. (hindari produk mengandung aspirin karena mempunyai potensi perdarahan)
Pemberian Antibiotik.
3. Cemas/ketakutan berhubungan dengan perubahan keadaan atau ancaman kematian
Tujuan : Klien dapat mengungkapkan secara verbal rasa cemasnya dan mengatakan perasaan cemas berkurang atau hilang.
Intervensi :
o Kaji respon psikologis klien terhadap perdarahan paska persalinan
Rasional : Persepsi klien mempengaruhi intensitas cemasnya.
o Kaji respon fisiologis klien ( takikardia, takipnea, gemetar )
Rasional : Perubahan tanda vital menimbulkan perubahan pada respon fisiologis.
o Perlakukan pasien secara kalem, empati, serta sikap mendukung
Rasional : Memberikan dukungan emosi.
o Berikan informasi tentang perawatan dan pengobatan
Rasional : Informasi yang akurat dapat mengurangi cemas dan takut yang tidak diketahui
o Bantu klien mengidentifikasi rasa cemasnya
Rasional : Ungkapan perasaan dapat mengurangi cemas
o Kaji mekanisme koping yang digunakan klien
Rasional : Cemas yang berkepanjangan dapat dicegah dengan mekanisme koping yang tepat.
SUMBER :
www.one.indoskripsi.com/..../5136/0
www.hidayat2.wordpress.com/2009/05/12/askep-infeksi-nifas
www.khaidirmuhaj.blogspot.com/.../askep-nipas-dengan-perdarahan-nipas
www.ners.unair.ac.id/materi.kuliah/asuhan-keperawatan
Wiknjosastro. Hanifa. Prof. Dr, Ilmu Kebidanan, Edisi III, Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1992.
ASAM AMINO
*Merupakan monomer protein
*Hasil hidrolisis protein oleh asam/ basa / enzim
*Mengandung gugus amino (-NH2) dan Karboksil (-COOH)
*Mengandung minimal 1 ( asimetris)
→ Optis aktif pada pH = 7
→ Konfigurasi absolut L-Gliseraldehid:
Asam L- -Amino vs Asam amino seri D dalam antibiotik & dinding sel bakteri
Ada 4 golongan asam amino berdasarkan gugus samping R
1. Alifatik
→ Makin panjang makin Nonpolar/ Hidrofobik)
Contoh : Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin,Prolin, Fenilalanin, Tripthopan, Metionin
Polar tidak bermuatan (Hidrofilik=suka air)
→ Ada gugus fungsi yang membentuk ikatan hidrogen dengan air.
Peran Asam Amino
1. Metabolisme antara (prekursor)/prazat = bahan baku
2. Transmisi impuls saraf
PEPTIDA
Adalah kumpulan dua/lebih residu asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida.
Prinsip pembentukan ikatan peptida :
Pengeluaran 1 mol air dari atom H gugus amino ( amino) pada asam amino yang satu (asam amino I) dan gugus OH dari karboksil (peptida) pada asam amino yang lain (asam amino II)
MACAM PEPTIDA
1. Peptida Sederhana
(2-10 residu AsamAmino)
2. Polipeptida (> 10 residu Asam Amino)
RESIDU ASAM AMINO(bukan asam amino).
- Unit asam amino dalam peptida
- Asam amino kehilangan H dari gugus amino/ kehilangan OH dari gugus karboksil/ kehilangan kedua-duanya bl asam amino terletak di tengah2.
Residu terminal Asam Amino
- Di ujung rantai peptida
- Salah satu ujung residu asam amino memiliki gugus amino(Residu terminal N)
- Ujung lain residu asam amino memiliki gugus karboksil(Residu terminal C)
Cara memberi nama pentapeptida
-Peptida diberi nama sesuai komponen residu asam aminonya.
-Ditulis rangkai tanpa spasi atau beri tanda hubung.
-Setiap residu asam amino pembangun peptida diberi akhiran –il mengganti akhiran in, kecuali residu terminal C tetap diberi nama sesuia nama asam aminonya
-Penulisan berurutan dari terminal N keterminal C
PROTEIN (Pertama / Utama)
Protos= pertama
*Penyusun tubuh organisme : > 50% berat kering tidak sampai 100 % berat kering
*Monomer : Asam Amino (20 macam)
→ Ikatan peptida
→ Rantai amat panjang
*Merupakan ekspresi genetik
*Mempunyai banyak jenis (golongan) dan banyak fungsi
→ Jenis dan fungsi berbeda karena :
- Perbedaan deret asam amino
- (“Abjadnya protein”)
→ 1000 s.d > 1011 residu asam amino
→ jumlah deret berdasarkan jumlah peptida :
- jumlah peptida = n! n faktorial)
STRUKTUR DASAR PROTEIN
1. Struktur Primer
- Paling sederhana
- Dibentuk oleh ikatan peptida / + ikatan disulfida
- Berupa rantai polipeptida lurus
- Ditentukan oleh :
→ Urutan
→ Macam Asam Amino
→ Jumlah
2. Struktur Sekunder
Bl sebuah asam amino primer melipa diri menjadi 1 struktur sekunder alfa, jk 2 buah/lebih struktur primer berikatan mmbentuk struktur sekuder beta.
Struktur primer yang mengalami ikatan hidrogen (antar atom O dari gugus karbonil / C = O dengan atom H dari gugus amino / NH)
→ terpilih Helik (jika dalam 1 rantai polipeptida)
→ terpilih helik (jika antar 2 / lebih rantai polipeptida)
3. Struktur Tersier
→ Struktur sekunder melipat lagi sehingga terbentuk struktur 3 dimensi (protein globuler) berbentuk bola krn msh ada gugus samping yg muatanya berbeda.
→ Karena interaksi ionik dan hidrofobik
→ Ikatan yang terjadi :
- Jembatan garam
- Ikatan hidrogen
- Ikatan disulfida
- Interaksi van der walls
- Interaksi polar
4. Struktur kuartener
→ Gabungan 2 unit / lebih struktur tersier
→ Molekul sangat besar
Contoh :- Hemoglobin
- Mioglobin
- Kulit virus
Gambar dibawah : Konfirmasi Beta pada rantai polipeptida beta-keratin.
(a) Pandangan dari atas terhadap tiga rantai yang disusun dalam lembaran berlipat, memperlihatkan ikatan hidrogen yang menghubungkan antar rantai. Gugus R ditunjukkan oleh warna hitam.
(b) Pandangan samping memperlihatkan gugus R yang mencuat ke luar dari lembaran berlipat.
Gambar : Struktur tertier mioglobin sejenis ikan paus berdasarkan analisis sinar-x. Gambaran ini memperlihatkan struktur kerangka yang disimpulkan dari data dengan resolusi 0,2 mm. Hanya atom-atom kerangka yang diperlihatkan di dalam struktur sosis rantai polipeptida. Jarak di antara simpul rantai tidak kosong, tetapi diisi dengan gugus R, yang tidak diperlihatkan oleh gambar ini. Molekul miolobin mempunyai delapan potong heliks. Gugus heme diperlihatkan dalam warna hitam.
Gambar : Struktur tiga dimensi oksihemoglobin dan deoksihemoglobin diperlihatkan oleh analisis difraksi sinar-x. Struktur kuartener, yaitu, bagaimana keempat sub unit disusun bersama-sama. Sub unit terdapat dalam bentuk pasangan : alfa1beta1 dan alfa2beta2. Terdapat sedikit kontak di antara alfa1 dan alfa2 atau antara beta1 dan beta2, tetapi terdapat banyak gaya yang mempertahankan pasangan alfa1beta1 dan alfa2beta2 bersama-sama. Walaupun bentuknya tidak beraturan, molekul ini mempunyai dua sifat simetri, karena rotasi 180o molekul mengitari sumbu pusat yang tegak lurus terhadap halaman ini, akan menyebabkan menutupnya alfa1 terhadap alfa2 dan beta2 terhadap beta1. Jumlah residu ditunjukkan pada tiap rantai. Rongga di pusat molekul memegang peranan penting. Perhatikan bahwa gugus-gugus heme relatif terpisah jauh. Perbedaan antara oksihemoglobin dan deoksihemoglobin tidak banyak, tetapi protein-protein ini penting dalam fungsi hemoglobin.
Gambar : Beberapa macam ikatan yang memantapkan struktur tersier protein.
(a) Jembatan garam
(b) Ikatan hidrogen
(c) Ikatan disulfida
(d) Interaksi Van der Waals
(e) Interaksi polar
Gambar : Urutan struktur dasar protein hemoglobin
disarikan dari bahan kuliah biokimia oleh KASPUL
dowloand:
link 1
link 2
*Hasil hidrolisis protein oleh asam/ basa / enzim
*Mengandung gugus amino (-NH2) dan Karboksil (-COOH)
*Mengandung minimal 1 ( asimetris)
→ Optis aktif pada pH = 7
→ Konfigurasi absolut L-Gliseraldehid:
Asam L- -Amino vs Asam amino seri D dalam antibiotik & dinding sel bakteri
Ada 4 golongan asam amino berdasarkan gugus samping R
1. Alifatik
→ Makin panjang makin Nonpolar/ Hidrofobik)
Contoh : Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin,Prolin, Fenilalanin, Tripthopan, Metionin
Polar tidak bermuatan (Hidrofilik=suka air)
→ Ada gugus fungsi yang membentuk ikatan hidrogen dengan air.
Peran Asam Amino
1. Metabolisme antara (prekursor)/prazat = bahan baku
2. Transmisi impuls saraf
PEPTIDA
Adalah kumpulan dua/lebih residu asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida.
Prinsip pembentukan ikatan peptida :
Pengeluaran 1 mol air dari atom H gugus amino ( amino) pada asam amino yang satu (asam amino I) dan gugus OH dari karboksil (peptida) pada asam amino yang lain (asam amino II)
MACAM PEPTIDA
1. Peptida Sederhana
(2-10 residu AsamAmino)
2. Polipeptida (> 10 residu Asam Amino)
RESIDU ASAM AMINO(bukan asam amino).
- Unit asam amino dalam peptida
- Asam amino kehilangan H dari gugus amino/ kehilangan OH dari gugus karboksil/ kehilangan kedua-duanya bl asam amino terletak di tengah2.
Residu terminal Asam Amino
- Di ujung rantai peptida
- Salah satu ujung residu asam amino memiliki gugus amino(Residu terminal N)
- Ujung lain residu asam amino memiliki gugus karboksil(Residu terminal C)
Cara memberi nama pentapeptida
-Peptida diberi nama sesuai komponen residu asam aminonya.
-Ditulis rangkai tanpa spasi atau beri tanda hubung.
-Setiap residu asam amino pembangun peptida diberi akhiran –il mengganti akhiran in, kecuali residu terminal C tetap diberi nama sesuia nama asam aminonya
-Penulisan berurutan dari terminal N keterminal C
PROTEIN (Pertama / Utama)
Protos= pertama
*Penyusun tubuh organisme : > 50% berat kering tidak sampai 100 % berat kering
*Monomer : Asam Amino (20 macam)
→ Ikatan peptida
→ Rantai amat panjang
*Merupakan ekspresi genetik
*Mempunyai banyak jenis (golongan) dan banyak fungsi
→ Jenis dan fungsi berbeda karena :
- Perbedaan deret asam amino
- (“Abjadnya protein”)
→ 1000 s.d > 1011 residu asam amino
→ jumlah deret berdasarkan jumlah peptida :
- jumlah peptida = n! n faktorial)
STRUKTUR DASAR PROTEIN
1. Struktur Primer
- Paling sederhana
- Dibentuk oleh ikatan peptida / + ikatan disulfida
- Berupa rantai polipeptida lurus
- Ditentukan oleh :
→ Urutan
→ Macam Asam Amino
→ Jumlah
2. Struktur Sekunder
Bl sebuah asam amino primer melipa diri menjadi 1 struktur sekunder alfa, jk 2 buah/lebih struktur primer berikatan mmbentuk struktur sekuder beta.
Struktur primer yang mengalami ikatan hidrogen (antar atom O dari gugus karbonil / C = O dengan atom H dari gugus amino / NH)
→ terpilih Helik (jika dalam 1 rantai polipeptida)
→ terpilih helik (jika antar 2 / lebih rantai polipeptida)
3. Struktur Tersier
→ Struktur sekunder melipat lagi sehingga terbentuk struktur 3 dimensi (protein globuler) berbentuk bola krn msh ada gugus samping yg muatanya berbeda.
→ Karena interaksi ionik dan hidrofobik
→ Ikatan yang terjadi :
- Jembatan garam
- Ikatan hidrogen
- Ikatan disulfida
- Interaksi van der walls
- Interaksi polar
4. Struktur kuartener
→ Gabungan 2 unit / lebih struktur tersier
→ Molekul sangat besar
Contoh :- Hemoglobin
- Mioglobin
- Kulit virus
Gambar dibawah : Konfirmasi Beta pada rantai polipeptida beta-keratin.
(a) Pandangan dari atas terhadap tiga rantai yang disusun dalam lembaran berlipat, memperlihatkan ikatan hidrogen yang menghubungkan antar rantai. Gugus R ditunjukkan oleh warna hitam.
(b) Pandangan samping memperlihatkan gugus R yang mencuat ke luar dari lembaran berlipat.
Gambar : Struktur tertier mioglobin sejenis ikan paus berdasarkan analisis sinar-x. Gambaran ini memperlihatkan struktur kerangka yang disimpulkan dari data dengan resolusi 0,2 mm. Hanya atom-atom kerangka yang diperlihatkan di dalam struktur sosis rantai polipeptida. Jarak di antara simpul rantai tidak kosong, tetapi diisi dengan gugus R, yang tidak diperlihatkan oleh gambar ini. Molekul miolobin mempunyai delapan potong heliks. Gugus heme diperlihatkan dalam warna hitam.
Gambar : Struktur tiga dimensi oksihemoglobin dan deoksihemoglobin diperlihatkan oleh analisis difraksi sinar-x. Struktur kuartener, yaitu, bagaimana keempat sub unit disusun bersama-sama. Sub unit terdapat dalam bentuk pasangan : alfa1beta1 dan alfa2beta2. Terdapat sedikit kontak di antara alfa1 dan alfa2 atau antara beta1 dan beta2, tetapi terdapat banyak gaya yang mempertahankan pasangan alfa1beta1 dan alfa2beta2 bersama-sama. Walaupun bentuknya tidak beraturan, molekul ini mempunyai dua sifat simetri, karena rotasi 180o molekul mengitari sumbu pusat yang tegak lurus terhadap halaman ini, akan menyebabkan menutupnya alfa1 terhadap alfa2 dan beta2 terhadap beta1. Jumlah residu ditunjukkan pada tiap rantai. Rongga di pusat molekul memegang peranan penting. Perhatikan bahwa gugus-gugus heme relatif terpisah jauh. Perbedaan antara oksihemoglobin dan deoksihemoglobin tidak banyak, tetapi protein-protein ini penting dalam fungsi hemoglobin.
Gambar : Beberapa macam ikatan yang memantapkan struktur tersier protein.
(a) Jembatan garam
(b) Ikatan hidrogen
(c) Ikatan disulfida
(d) Interaksi Van der Waals
(e) Interaksi polar
Gambar : Urutan struktur dasar protein hemoglobin
disarikan dari bahan kuliah biokimia oleh KASPUL
dowloand:
link 1
link 2
Langganan:
Postingan (Atom)